Selasa, 31 Mei 2011
bleng..
Senin, 23 Mei 2011
Sudikah berusaha lebih sedikit saja.
Minggu, 22 Mei 2011
cerita mark zuckerberg pendiri facebook
Mark Elliot Zuckerberg lahir di kawasan bernama Dobbs Ferry, Westchester County, kota New York.Anak dari Edward dan Karen Zuckerberg. Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara dari orang tua pasangan dokter gigi - psikiater. Sejak kecil Zuckerberg suka mengutak-atik komputer, mencoba berbagai program komputer dan belajar membuatnya. Ayahnya sendiri membelikannya komputer sejak ia berusia delapan tahun. Saat di sekolah menengah Phillips Exeter Academy, ia dan rekannya, D'Angelo, membuat plug-in untuk MP3 player Winamp. Plug-in adalah program komputer yang bisa berinteraksi dengan aplikasi host seperti web browser atau email untuk keperluan tertentu.
Zuckerberg dan D'Angelo membuat plug-in untuk menghimpun kesukaan orang terhadap aneka jenis lagu dan kemudian membuat playlist-nya sesuai selera mereka. Mereka mengirimkan program itu ke berbagai perusahaan termasuk ke AOL (American Online) dan Microsoft. Pada tahun terakhimya di Phillips ia direkrut oleh Microsoft dan AOL untuk suatu proyek.
Saat melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi keduanya harus berpisah. D'Angelo masuk Caltech sedangkan Zuckerberg masuk Harvard. Di Harvard inilah Zuckerberg menemukan ide membuat buku direktori mahasiswa online karena universitasnya tak membagikan face book (buku mahasiswa yang memuat foto dan identitas mahasiswa di universitas itu) pada mahasiswa baru sebagai ajang pertemanan di antara mereka. Namun setiap kali ia menawarkan diri membuat direktori itu, Harvard menolaknya. "Mereka mengatakan punya alasan untuk tidak mengumpulkan informasi (mahasiswa) ini," ujar Zuckerberg kemudian.
Meski ditolak ia selalu mencari cara untuk mewujudkannya. "Saya ingin menunjukkan kalau hal itu bisa dilakukan," lanjutnya soal kengototannya membuat direktori itu.
Proyek pertamanya adalah CourseMatch (www.coursematch.com) yang memungkinkan teman-teman sekelasnya berkomunikasi satu sama lain di website tersebut. Suatu malam di tahun kedua ia kuliah di Harvard, Zuckerberg menyabot data mahasiswa Harvard dan memasukkannya ke dalam website yang ia buat bernama Facemash. Sejumlah foto rekan mahasiswanya terpampang di situ. Tak lupa ia membubuhkan kalimat yang meminta pengunjungnya menentukan mana dari foto-foto ini yang paling "hot". Pancingannya mengena. Dalam tempo empat jam sejak ia meluncurkan webiste itu tercatat 450 orang mengunjungi Facemash dan sebanyak 22.000 foto mereka buka. Pihak Harvard mengetahuinya dan sambungan internet pun diputus. Zuckerberg diperkarakan karena dianggap mencuri data. Anak muda berambut keriting ini pun meminta maaf kepada rekan-rekan yang fotonya masuk di Facemash. Tetapi ia tak menyesali tindakannya. "Saya kira informasi seperti itu harus tersedia (online)," ujamya.
Alih-alih kapok ia malah membuat website baru dengan nama Facebook (www.thefacebook.com). Website ini ia luncurkan pada Februari 2004. Facebook merupakan penyempurnaan dari Facemash. Sasarannya tetap sebagai tempat pertemuan sesama mahasiswa Harvard. Dalam penjelasan di website-nya sekarang disebutkan bahwa Facebook adalah suatu alat sosial untuk membantu orang berkomunikasi lebih efisien dengan rekan, keluarga, atau rekan kerjanya. Facebook menawarkan navigasi yang mudah bagi para penggunanya. Setiap pemilik account punya ruang untuk memajang fotonya, teman-temannya, network, dan melakukan hal lainnya seperti bisa berkirim pesan dan lain sebagainya.
Banyaknya aplikasi yang bisa digunakan oleh anggotanya membuat Facebook digandrungi banyak orang. Konon hingga saat ini sudah lebih dari 20.000 aplikasi dimasukkan ke dalam Facebook yang bisa digunakan para anggotanya. Setidaknya 140 aplikasi baru ditambahkan ke Facebook setiap harinya dan 95% pemilik account Facebook telah menggunakan minimal satu aplikasi.
Penyertaan banyak aplikasi ini membuat Facebook berbeda dengan website jejaring sosial terdahulu seperti MySpace. Lalu orang berbondong-bondong mengunjungi websitenya dan mendaftar jadi anggotanya. Dalam waktu dua minggu setelah diluncurkan, separuh mahasiswa Harvard sudah memiliki account di Facebook. Ternyata tak hanya mahasiswa Harvard yang tertarik, beberapa kampus di sekitar Harvard pun meminta dimasukkan dalam jejaring Facebook. Ini membuat Zuckerberg kewalahan. Ia lalu meminta bantuan dua temannya untuk ikut mengembangkan Facebook. Dalam tempo empat bulan Facebook sudah bisa menjaring 30 kampus. Hingga akhir 2004 jumlah pengguna Facebook sudah mencapai satu juta.
Pengguna Facebook terus meningkat. Malah ada sejumlah orang yang tak lagi jadi mahasiswa atau yang masih di sekolah ingin bergabung. Tingginya desakan ini membuat Zuckerberg dan kawan-kawan memutuskan Facebook membuka jaringan untuk para siswa sekolah menengah (di sini SMU) pada September 2005. Tak lama kemudian mereka juga membuka jejaring para pekerja kantoran. Kesibukan yang luar biasa ini membuat Zuckerberg harus memutuskan keluar dari Harvard. "Apa yang saya inginkan sudah ada di tangan. Saya tidak ingin punya ijazah kemudian bekerja. Menurut saya, pekerjaan hanyalah untuk orang-orang yang lemah," ujarnya pada Majalah Current.
Zuckerberg dan kawan-kawan kemudian mengembangkan Facebook lebih jauh lagi. Pada September 2006 Facebook membuka pendaftaran untuk jejaring umum dengan syarat memiliki email. Sejak itulah jumlah anggota Facebook melesat.
Saat ini jumlah anggota aktifnya mencapai 70 juta di seluruh dunia. Jejaring yang dihimpunnya mencapai enam juta jaringan (kelompok pertemanan) meliputi 55.000 jaringan berdasarkan demografi, pekerjaan, sekolah, kolegial, dan sebagainya. Setiap harinya ada 14 juta foto di-upload (dimasukkan ke Facebook). Dan dalam hal jumlah trafik pengakses Facebook menjadi website teraktif ke-6 di dunia dan menjadi website jejaring sosial kedua terbesar versi camScore.
Jual Saham Jadi Kaya
Jumlah anggota Facebook yang jutaan orang itu menjadi tambang emas yang menggiurkan. Zuckerberg dan kawan-kawan pun menangkap peluang bisnis yang besar. Karena itu ketika jumlah user-nya melebihi satu juta mereka menggandeng Accel Partners, perusahaan modal ventura, untuk membiayai pengembangannya. Modal yang ditanamkan adalah US$ 12,7 juta. Ini adalah investasi kedua yang masuk ke Facebook setelah sebelumnya (Juni 2004) mendapatkan dan dari pendiri PayPal sebesar US$ 500.000. Pembenahan pertama dengan tambahan modal itu adalah dengan mengganti domain-nya dari www. thefacebook. corn menjadi www.facebook.com pada Agustus 2005. Setelah itu jangkauan keanggotaannya diperluas menjadi internasional. Hingga Desember 2005 jumlah anggotanya sudah mencapai 5,5 juta.
Meski jumlah user-nya meningkat tajam pada tahun 2005 disebutkan Facebook mengalami kerugian sampai US$ 3,63 juta. Facebook kemudian mendapatkan dana sebesar US$ 25 juta dari Greylock Partners dan Meritech Capital Partners. Dana itu digunakan untuk meluncurkan versi mobile-nya.
Pada September 2007 Microsoft melakukan pendekatan dan menawarinya membeli 5% saham senilai sekitar US$ 300 juta hingga US$ 500 juta. Jika nilai itu disetujui maka nilai kapitalisasi Facebook sudah mencapai US$ 6 miliar hingga US$ 10 miliar atau sekitar Rp 54 triliun hingga Rp 90 triliun. Namun Microsoft akhirnya mengumumkan hanya membeli 1,6% saham Facebook dengan nilai US$ 240 juta pada Oktober 2007. Transaksi ini menunjukkan nilai kapitalisasi Facebook ternyata lebih tinggi yaitu sekitar US$ 15 miliar (sekitar US$ 135 triliun).
Setelah itu sejumlah tawaran mengepung Facebook. Li Ka-shing disebut-sebut ikut menginvestasinya sekitar US$ 60 juta pada November 2007. Lalu ada berita yang menyebutkan Viacom, Yahoo, Google, dan sebagainya pun ikut menawar untuk membeli Facebook. Sejauh ini Zackerberg mengatakan Facebook tak akan dijual.
Melesatnya bisnis Facebook membuat Zackerberg menampuk kekayaan yang luar biasa. Majalah Forbes menyebutkan kekayaan Zackerberg sendiri mencapai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 13,5 triliun. Jangankan untuk anak seusia Zackerberg, untuk orang dewasa pun harta sebanyak itu tentu jumlah yang luar biasa besar. Maka wajar jika majalah itu menobatkannya sebagai The Youngest `Self-made' Billionaire on the Planet.
Prestasi yang diraih Zackerberg tak benar-benar mulus. Sejumlah perkara ia dapatkan sehubungan dengan Facebook. Termasuk dari rekannya di Harvard yang menyebutkan rancangan Facebook sebenarnya tiruan dari ConnectU. Namun Zackerberg tetap bergeming bahwa Facebook merupakan hasil karyanya. Meskipun ConnectU kalah dalam persidangan pertama, perusahaan ini mendaftarkan gugatan baru pada Maret 2008.
Kontroversi juga datang dari negara-negara seperti Myanmar, Bhutan, Syria, Arab Saudi, Iran dan sebagainya yang menyebutkan kalau Facebook mempromosikan serangan terhadap otoritas pemerintahannya sehingga akses terhadap Facebook di negara tersebut ditutup.
Di tengah sejumlah kontroversi itu, nama Facebook dan Mark Zackerberg tetap digandrungi banyak orang. Zackerberg sendiri di tengah kepopuleran namanya dan jumlah kekayaan yang dimilikinya, ia tetap sederhana. Ia masih tinggal di apartemen sewaan dan di kamarnya hanya tersedia sebuah meja dan kursi. Kasurnya diletakkan di lantai. Kala datang ke kantornya di Palo Alto, Zackerberg kerap berjalan kaki atau mengendarai sepeda. Tak tampak sebagai miliuner (dalam US$ dollar, tentunya) atau triliuner (dalam rupiah).
Forbes mencatatnya sebagai milyarder termuda, atas usaha sendiri dan bukan karena warisan, yang pernah tercatat dalam sejarah. Kekayaannya ditaksir sekitar satu setengah miliar dolar Amerika.
Awal tahun 2009 Mark Zuckerberg mendapat penghargaan Young Global Leaders.
Usia Mark Zuckerberg baru 24 tahun, tetapi ia bisa menghasilkan 1,5 miliar dollar AS. Keberhasilan pria pendiri Facebook, salah satu situs jejaring sosial ternama di dunia, ini membuatnya nangkring dalam jajaran 400 orang terkaya di Amerika versi Forbes. Tidak hanya itu, dalam jajaran tersebut ia juga dinobatkan sebagai orang kaya yang paling muda.
Fakta - fakta tentang Facebook dan Mark Zuckerberg
- Facebook punya lebih dari 150 juta pendaftar
- Jumlah pengguna yang aktif lebih dari 20 juta
- Separuh lebih pendaftar Facebook bukan orang kuliahan
- Pengguna rata-rata memiliki 100 teman
- Lebih dari 3 juta pengguna menjadi penggemar sesuatu
- Jumlah foto yang di up-load lebih dari 800 juta perbulan
- lebih dari 5 juta video di up-load perbulan
- Konten lain(link,cerita,blog,cata
tan,dll) yang si share lebih dari 20 juta perbulan
- Lebih dari 2 juta even dibuat setiap bulan
- Facebook sudah di terjemahkan ke dalam 15 bahasa ,Masih ada 60 bahasa lagi yang masih dalam proses penerjemahan
- lebih dari 70 persen pengguna Facebook tinggal di luar Amerika
- Saat ini,ada lebih dari 52 ribu aplikasi ontuk Facebook
- Aplikasi baru bertambah 140 perhari
- Sekitar 95 persen pengguna menggunakan satu aplikasi dalam Facebook
1. Facebook adalah milik Mark Zuckerberg, jika kita membaca artikel Mark Zuckerberg dalam bahasa indonesia tidak diketahui secara lengkap siapakah dia. Kalau kita membaca artikel tentang Mark Zuckerberg dalam bahasa inggris terdapat lengkap data diri si pembuat facebook ini.
2. Siapakah sebenarnya si pendiri sekaligus CEO facebook ini? Dia adalah mahasiswa harvard university dan aktif sebagai anggota Alpha Epsilon Pi. What is Alpha Epsilon Pi? baca artikel ini.
3. Alpha Epsilon Pi adalah seperti perkumpulan mahasiswa Yahudi di amerika utara, yang mempunyai misi sebagai berikut,
Alpha Epsilon Pi, the Jewish Fraternity of North America, was founded to provide opportunities for Jewish men seeking the best possible college and fraternity experience. We have maintained the integrity of our purpose by strengthening our ties to the Jewish community and serving as a link between high school and career. Alpha Epsilon Pi develops leadership for the North American Jewish community at a critical time in a young man’s life. Alpha Epsilon Pi’s role is to encourage the Jewish student to remain dedicated to Jewish ideals, values, and ethics and to prepare the student to be one of tomorrow’s leaders so that he may help himself, his family, his community, and his people.
Yang intinya adalah sebagai tempat pengkaderan dan tempat mencari pemimpin baru bagi kaumnya, yaitu Yahudi.
4. Fakta ke-empat sampai artikel ini ditulis serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 600 palestinians.
5. Facebook mendapatkan keuntungan dari iklan yang dipasang, semakin banyak user dan pengunjung facebook senakin banyak pula penghasilnya.
Jadi Bagaimana pendapat Kamu....????
Sabtu, 21 Mei 2011
samuel moore a businessman and enterpreneur
Contents
Early life
Sam Walton was born to Thomas Gibson Walton and Nancy "Nannie" Lee (née Lawrence) near Kingfisher, Oklahoma on March 29, 1918.[1] There, he lived with his parents on their farm until 1923. Sam's father decided farming did not generate enough income on which to raise a family, so he decided to go back to a previous profession of a mortgage man.[clarification needed] He and his family (now with another son, James, born in 1921) moved from Oklahoma to Chesterfield, Missouri. There they moved from one small town to another for several years. While attending eighth grade in Shelbina, Sam became the youngest Eagle Scout in the state's history.[2] In adult life, Walton became a recipient of the Distinguished Eagle Scout Award from the Boy Scouts of America.[3]
Growing up during the Great Depression, Walton had numerous chores to help make financial ends meet for his family as was common at the time. He milked the family cow, bottled the surplus, and drove it to customers. Afterwards, he would deliver newspapers on a paper route. In addition, he also sold magazine subscriptions.[4] Upon graduating, he was voted "Most Versatile Boy".
After high school, Walton decided to attend college, hoping to find a better way to help support his family. He attended the University of Missouri as an ROTC cadet. During this time, he worked various odd jobs, including waiting tables in exchange for meals. Also during his time in college, Walton joined the Zeta Phi chapter of Beta Theta Pi fraternity. He was also tapped by QEBH, the well-known secret society on campus honoring the top senior men. He also became a life member of Alpha Kappa Psi. Upon graduating in 1940 with a B.A. in economics, he was voted "permanent president" of the class.
Walton joined JC Penney as a management trainee in Des Moines, Iowa three days after graduating from college.[4] This position earned him $75 a month. He resigned in 1942 in anticipation of being inducted into the military for service in World War II.[4] In the meantime, he worked at a DuPont munitions plant near Tulsa, Oklahoma. Soon afterwards, Walton joined the military in the U.S. Army Intelligence Corps, supervising security at aircraft plants and prisoner of war camps. In this position he served at Fort Douglas in Salt Lake City, Utah. He eventually reached the rank of captain.
[edit] The first stores
In 1945, after leaving the military, Walton took over management of his first variety store at the age of 26. With the help of a $20,000 loan from his father-in-law, plus $5,000 he had saved from his time in the Army, Walton purchased a Ben Franklin variety store in Newport, Arkansas.[4] The store was a franchise of the Butler Brothers chain.
It was here that Walton pioneered many concepts that would prove to be crucial to his success. Walton made sure the shelves were consistently stocked with a wide range of goods and opened it in 1950 as the "Eagle" department store, but it didn't fare as well.[citation needed]
When Walton bought the franchise from the previous owner in 1945, the store was doing $72,000 in sales annually. By 1950, the store was doing $250,000 in sales annually, due to Walton's ideas and practices.[citation needed]
Because of the variety store's enormous success, the landlord, P.K. Holmes, refused to renew the lease when it expired, desiring to pass the store onto his son. The lack of a renewal option, together with the outrageous rent of 5% of sales, were early business lessons to Walton. Despite forcing Walton out, Holmes bought the store's inventory and fixtures for $50,000, which Walton called "a fair price".[5]
[edit] A chain of Ben Franklin stores
Walton went on to open more Ben Franklin Stores with the help of his brother, father-in-law, and brother-in-law. In 1954, he opened a store with his brother James "Bud" Walton in a shopping center in Ruskin Heights, a suburb of Kansas City. He opened another in Arkansas, but it failed to be as successful as his other stores. Walton decided to concentrate on the retail business instead of the shopping centers and opened larger stores which were called "Walton's Family Center."[when?]
Walton offered managers the opportunity to become limited partners if they would invest in the store they oversaw and then invest a maximum of $1,000 in new outlets as they opened. This motivated the managers to always try to maximize profits and improve their managerial skills. By 1962, Walton and his brother Bud owned sixteen variety stores in Arkansas, Missouri, and Kansas (fifteen Ben Franklin and the one independent Fayetteville store).[citation needed]
[edit] The first Wal-Mart
Main article: History of Wal-Mart
The first true Wal-Mart opened on July 2, 1962 in Rogers, Arkansas.[6] It was called the Wal-Mart Discount City store and located at 719 West Walnut Street. Soon after, the Walton brothers teamed up with the business-savvy Stefan Dasbach, leading to the first of many stores to come. He launched a determined effort to market American-made products. Included in the effort was a willingness to find American manufacturers who could supply merchandise for the entire Wal-Mart chain at a price low enough to meet the foreign competition.[7]
[edit] Personal life
Wiki letter w cropped.svg This section requires expansion.
Walton married Helen Robson on February 14, 1943.[4] They had four children: Samuel Robson (Rob) born in 1944, John Thomas born in 1946, James Carr (Jim) born in 1948, and Alice Louise born in 1949.[8] Helen and Sam did the best they could do to promote a sense of togetherness in the family, and they made sure their children to had a chance to participate in the some sorts of things as they did as kids.[citation needed]
Walton supported various charitable causes, including those of his church, the Presbyterian Church (USA). The Sam and Helen R. Walton Award was created in 1991 when the Waltons made a gift of $6 million which included an endowment in the amount of $3 million to provide annual awards to new church developments that are working in creative ways to share the Christian faith in local communities.[citation needed]
[edit] Death
Walton died on Sunday, April 5, 1992, of multiple myeloma, a type of blood cancer, in Little Rock, Arkansas.[9] The news of his death was relayed by satellite to all 1,960 Wal-Mart stores.[10]
He left his ownership in Wal-Mart to his wife and their children: Rob Walton succeeded his father as the Chairman of the Board of Wal-Mart, and John Walton was a director until his death in a 2005 plane crash. The others are not directly involved in the company (except through their voting power as shareholders). The Walton family held five spots in the top ten richest people in the United States until 2005. Two daughters of Sam's brother Bud Walton, Ann Kroenke and Nancy Laurie, hold smaller shares in the company.
[edit] Legacy
In 1998, Walton was included in Time's list of 100 most influential people of the 20th Century. Walton was honored for all his pioneering efforts in retail in March 1992, when he received the Presidential Medal of Freedom from President George H. W. Bush.[10]
Forbes ranked Sam Walton as the richest man in the United States from 1982 to 1988, ceding the top spot to John Kluge in 1989 when the editors began to credit Walton's fortune jointly to him and his four children.[citation needed] (Bill Gates first headed the list in 1992, the year Walton died). Wal-Mart Stores, Inc. also runs Sam's Club warehouse stores. Wal-Mart stores operate in developed nations like the United States, the United Kingdom, Japan, and Canada. It also operates in poorer, developing nations and commonwealths like Argentina, Brazil, Chile, China, Costa Rica, El Salvador, Guatemala, Honduras, Mexico, Nicaragua, and Puerto Rico.[11]
At the University of Arkansas, the Business College (Sam M. Walton College of Business) is named in his honor.
Mr. Walton was inducted into the Junior Achievement U.S. Business Hall of Fame in 1992.
Jumat, 20 Mei 2011
BIOGRAFI OF PURDI CANDRA(PRIMAGAMA)
Lewat Bimbingan Belajar Primagama, Purdi berhasil menjadi pengusaha sukses. Untuk meraih impiannya Purdi berhenti kuliah. Akhirnya ia berhasil juga mendapatkan gelar dari lembaga pendidikan yang dibentuknya sendiri.
Lego Motor, Berhenti Kuliah
Bukan suatu kebetulan jika pengusaha sukses identik dengan kenekatan mereka untuk berhenti sekolah atau kuliah. Seorang pengusaha sukses tidak ditentukan gelar sama sekali. Inilah yang dipercaya Purdi ketika baru membangun usahanya.
Kuliah di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra Inggris dan Farmasi di Universitas Gajah Mada (UGM) dan IKIP Yogya membuktikan kecemerlangan otak Purdi. Hanya saja ia merasa tidak mendapatkan apa-apa dengan pola kuliah yang menurutnya membosankan. Ia yakin, gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita. Purdi muda yang penuh cita -cita dan idealisme ini pun nekad meninggalkan bangku kuliah dan mulai serius untuk berbisnis.
Sejak saat itu pria kelahiran Punggur, Lampung Tengah ini mulai menajamkan intuisi bisnisnya. Dia melihat tingginya antusiasme siswa SMA yang ingin masuk perguruan tinggi negeri yang punya nama, seperti UGM.
Bagaimana jika mereka dibantu untuk memecahkan soal-soal ujian masuk perguruan tinggi, pikirnya waktu itu. Purdi lalu mendapatkan ide untuk mendirikan bimbingan belajar yang diberi nama, Primagama.
Saya mulai usaha sejak tahun 1982. Mungkin karena nggak selesai kuliah itu yang memotivasi saya menjadi pengusaha, kisah Purdi. Lalu, dengan modal hasil melego motornya seharga 300 ribu rupiah, ia mendirikan Bimbel Primagama dengan menyewa tempat kecil dan disekat menjadi dua. Muridnya hanya 2 orang. Itu pun tetangga. Biaya les cuma 50 ribu untuk dua bulan. Kalau tidak ada les maka uangnya bisa dikembalikan.
Segala upaya dilakukan Purdi untuk membangun usahanya. Dua tahu setelah itu nama Primagama mulai dikenal. Muridnya bertambah banyak. Setelah sukses, banyak yang meniru nama Primagama. Purdi pun berinovasi untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikannya ini.
Sebenarnya yang bikin Primagama maju itu setelah ada program jaminan diri, ungkapnya soal rahasia sukses mengembangkan Bimbel Primagama. Kalau ikut Primagama pasti diterima di Universitas Negeri. Kalau nggak uang kembali. Nah, supaya diterima murid-murid yang pinter kita angkat jadi pengajar. Karena yang ngebimbing pinter, ya 90% bisa lulus ujian masuk perguruan tinggi negeri, lanjutnya.
Mengembangkan Sistem Waralaba
Karena reputasinya Bimbel Primagama makin dikenal di Kota Pelajar, Yogya. Purdi tak cepat berpuas diri. Ia ingin mengembangkan cabang Primagama di kota lain. Mulailah cabang-cabang Primagama bermunculan di Bandung, Jakarta dan kota besar lain di Indonesia.
Purdi juga berinovasi mengembangkan sistem franchise atau waralaba (pemberian hak pada seseorang dalam penggunaan merek untuk menjalankan usaha dalam kurun waktu tertentu). Di Pekanbaru, Sampit ( Kalimantan Tengah) dan Tangerang telah dibuka cabang dengan sistem ini. Menurutnya sistem ini sangat tepat untuk dikembangkan sebab usaha bisa berkembang tanpa harus menyiapkan dana sendiri.
Sistem ini lebih menguntungkan untuk mengembangkan usaha kita daripada cara yang lainnya. Selain tak perlu merogoh kocek untuk investasi lagi ternyata keuntungan sebagai pemilik merek cukup besar. Yang jelas orang lain membayar merek dan royalti tiap bulannya pada kita, jelas ayah dari Fesha dan Zidan ini.
Purdi yakin merek lokal bisa berkembang dengan sistem ini dan bukan terbatas pada produk makanan saja. Jika merek lokal bisa masuk bisnis waralaba bukan tidak mungkin akan menjadi produk ini bisa jadi produk global seperti McDonald. Namun ia menyayangkan di Indonesia belum ada lembaga yang menyiapkan sistem waralaba mulai dari persiapan awal hingga jadi.
Pengusaha Yang Berani
Keberanian adalah salah modal wirausaha. Purdi menyatakan seorang wirausaha harus berani mimpi, berani mencoba, berani merantau, berani gagal dan berani sukses. Lima hal ini adalah hasil dari pengalamannya selama ini.
Sejak dini Purdi sudah dididik berjiwa usaha. Di bangku SMP ia sudah beternak ayam dan bebek, kemudian menjual telurnya ke pasar. Purdi bermimpi kelak ia akan menjadi pengusaha sukses.
Berani mimpi menurut Purdi adalah cetak biru dari sebuah visi ke depan seorang wirausaha. Mimpi itu akan mensugesti seseorang untuk berhasil dan mengerahkan semua kemampuannya untuk mencapai visinya. Mimpi ini pula akan memotivasi bawahannya dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih dinamis.
Orang yang memiliki mimpi besar dicontohkan Purdi adalah Bill Gates yang bermimpi kelak di semua rumah di dunia akan memiliki computer. Atau juga Michael Dell yang bermimpi mengalahkan perusahaan komputer raksasa IBM. Mereka ini menurut Purdi orang yang yakin mimpinya akan jadi kenyataan dengan kerja keras.
Orang itu tidak pernah gagal, hanya saja dia berhenti mencoba, tukas pria yang mendapatkan gelar dari lembaga pendidikan yang dibentuknya sendiri. Purdi mengingatkan jika seorang ingin berhasil dalam bisnis harus berani mencoba. Situasi sulit justru membuat seorang wirausaha semakin tertantang.
Soal merantau, Purdi muda sudah berani meninggalkan kota kelahirannya dan mencoba mandiri dengan bersekolah di salah satu SMA di Yogyakarta. Ibunya, Siti Wasingah dan ayahnya, Mujiyono, merestui keinginan kuat anaknya untuk mandiri. Dengan merantau Purdi merasa tidak tergantung dan bisa melihat berbagai kelemahan yang dia miliki. Pelan-pelan berbagai kelemahan itu diperbaiki oleh Purdi. Hasilnya, Ia mengaku semakin percaya diri dan tahan banting dalam setiap langkah dalam bisnisnya.
Gagal dan berhasil ada dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Namun, bagaimana menyikapi sebuah kegagalan itu yang penting. Baginya, pengalaman gagal dapat dipergunakan untuk menemukan kekuatan baru agar bisa meraih kesuksesan kembali.
Mungkin saja kegagalan itu datang untuk memuliakan hati kita, membersihkan pikiran kita, memperluas wawasan kita, membersihkan pikiran kita dari keangkuhan dan kepicikan, serta untuk lebih mendekatkan diri kita pada Tuhan, kata pria yang mengaku pernah 10 kali gagal saat membuat restoran Padang.
BODOL, BOTOL dan BOBOL
Purdi mengaku punya resep manjur bagi yang ingin berwirausaha, yaitu BODOL, BOTOL dan BOBOL. Mungkin masih kedengaran aneh di telinga, namun ia meyakinkan bahwa resep ini berguna bagi yang merasa ragu-ragu dan terlalu banyak perhitungan dalam berusaha yang malah menghambat rencana mereka untuk berwirausaha.
Jika orang bingung ketika memulai bisnis karena tak punya modal, menurut Purdi gunakan saja resep BODOL yaitu Berani, Optimis, Duit, Orang Lain. Dalam bisnis diperlukan keberanian dan rasa optimis. Jika tidak punya uang tidak ada salahnya pinjam duit orang lain. Pasti ada orang yang mau membiayai bisnis yang akan kita jalankan jika memang prospektif.
Kalau kita punya duit dan modal tapi tidak ahli di bidang bisnis, gunakan jurus BOTOL, tukas Purdi. Berani, Optimis, Tenaga, Orang Lain. Jika kita punya modal, kenapa tidak kita serahkan pada yang ahli di bidangnya sehingga bisnis tetap berjalan. Pendeknya kita tak harus menggunakan tenaga sendiri untuk menjalankan bisnis.
Resep terakhir adalah jurus BOBOL. yaitu Berani, Optimis, Bisnis, Orang, Lain. Ini dikeluarkan jika ide bisnis pun tak ada maka kita bisa meniru bisnis orang lain tambah Purdi. Ibaratnya, bisnis adalah seperti masuk ke kamar mandi yaitu dengan tidak banyak berpikir. Jika di kamar mandi airnya kurang hangat, semua bisa diatur hingga sesuai dengan keinginan kita.
Enterpreuner University, Kuliah Tanpa Gelar
Semua orang bisa jadi wirausahawan, ucap suami Triningsih Kusuma Astuti ini yakin. Memang yang paling baik ditanamkan pendidikan enterpreuner ini sejak kanak-kanak di dalam keluarga. Sebab, anak akan merekan semuanya dalam memorinya dan selanjutnya akan menjadi pola pikir dan cara perilaku anak di masa depannya. “Namun, itu bukanlah hal-hal penentu keberhasilan. Begitu pula dengan faktor usia, kaya-miskin, jenius atau tidak, juga gelar formal, kata pria yang juga menjadi dosen tamu di beberapa universitas ini.
Untuk menjadi pengusaha tak perlu pintar dan memiliki embel-embel gelar. Sebab jika terlalu pintar justru malah akan berhitung dan melihat banyak resiko yang harus dihadapi sehingga nyalinya malah ciut. Bayangkan anda kuliah Magister Manajemen (MM) di UI anda harus bayar 50 juta. Selesai kuliah mungkin anda merasa tidak punya uang, katanya lagi.
Keprihatinannya terhadap iklim bisnis di Indonesia menyebabkan Purdi harus melakukan sesuatu. Tampilah ia sebagai bagian dari politisi yang manggung di Senayan sampai tahun ini. Keinginannya adalah merubah pola pendidikan saat ini yang berorientasi menjadi pekerja bukan pengusaha. Seharusnya, menurut pria yang pernah menjadi ketua Himpunan Penguasaha Muda Indonesia (HIPMI) cabang Yogya ini, ada alternatif lain dalam sistem pendidikan kita. Paling tidak anak-anak diajarkan untuk berwira usaha. Sayangnya idenya tidak mendapat tanggapan.
Saya merasa adanya universitas untuk mencetak pengusaha baru itu penting. Kalau perlu universitas ini tidak perlu menggunakan aturan formal, tanpa status,tanpa akreditasi, tanpa dosen, tanpa ijazah dan tanpa gelar. Wisudanya pun dilakukan saat mahasiswa benar-benar membuka usaha, ujar pria yang menerima Enterprise 50 dari Anderson Consulting dan Majalah Swa ini serius.
Idenya ini diwujudkan dengan membentuk Enterpreuner University (EU). Dengan dibimbing langsung oleh Purdi, EU kini telah memiliki 37 angkatan. Di sana tak ada nilai, ijazah maupun gelar. Menurut Purdi masyarakatlah yang berhak menilai pengusaha itu memiliki kredibilitas atau tidak, sukses atau tidak. Hal ini berbeda dengan pendidikan yang memberlakukan ujian tapi tidak membolehkan siswanya mencontek.
Dalam dunia riil bisnis, yang namanya bertanya sah-sah saja. Menyontek usaha orang lain juga boleh saja. Meniru kiat sukses pengusaha lain juga silakan. Nggak ada yang melarang, Purdi beralasan.
Di EU yang hanya memakan waktu 6 bulan dan kuliah seminggu 2 kali ini, Purdi mengkonsentrasikan pendidikannya pada pengembangan kecerdasan emosional, spiritual, mempertajam kreativitas dan intuisi bisnis mahasiswanya. Materinya pun seputar nilai-nilai kewirausahaan seperti pantang menyerah, kreatif dan inovatif, semangat tinggi, berani dan jeli melihat peluang usaha. Purdi E Chandra yakin kelak EU akan mencetak pengusaha-pengusaha baru yang akan menggiatkan iklim investasi di Indonesia.
Rabu, 18 Mei 2011
bob sadino
Senin, 09 Mei 2011
The power of pada titik-titik kritis
whahhahahhahhahahaaaaaaaaa.maaf,,,by by
Senin, 02 Mei 2011
ZAA..CUMA HARI INI.
Minggu, 01 Mei 2011
Potensi Tubuh Merupakan Modal Utama Berbisnis | Pikiran Rakyat Online
Potensi Tubuh Merupakan Modal Utama berwirausaha
Selama ini warga masyarakat terutama generasi muda masih salah kaprah dalam memahami wirausaha. Mereka menganggap modal merupakan hal utama dalam berwirausaha sehingga tanpa memiliki modal tidak berani untuk berbisnis. "Modal memang penting, namun lebih penting adalah sikap mental kita." Kata pengusaha kuliner, H. Dudi "Donal" Rustandi, di jln. Raya Katapang, Jumat (29/4).
Menurut pria yang kini aktif menyebarkan virus wirausaha ke berbagai kota/kabupaten, wirausaha harus diawali dengan sikap jangan malu. "Kalau sudah merasa malu atau gengsi tidak akan bisa berwirausaha. Kalau sudah malu paling bisa dagang nganggur," katanya.
H. Dudi menceritakan awal usahanya sebagai pekerja tukang daging di Pasar Baru Kota Bandung tahun 1986. "Meski pekerja saya belajar cara-cara berdagang termasuk membuat bakso, sosis, dan lain-lain. Kalau pekerja lain mengatakan tidak bisa apabila disuruh majikan, maka saya katakan bisa padahal saya belum bisa dan harus belajar," katanya.
Dengan bertanya akhirnya H. Dudi yang hanya berpendidikan SMA bisa menjadi karyawan kepercayaan. "Untuk berwirausaha perlu keberanian seperti yang saya lakukan mulai tahun 1990. Saya tak malu berdagang bakso keliling," katanya.
Modal lainnya dalam berusaha, kata H. Dudi, adalah memanfaatkan seluruh tubuh yang telah diberi Allah. "Kita bisa berusaha dengan modal dengkul karena Allah memberi tubuh yang sempurna. Banyak pengusaha yang menawarkan usaha tanpa modal dengan sistem bagi hasil," katanya.
Dia mencontohkan pedagang bakso keliling yang mengambil semua bahan-bahannya dari pengusaha. "Kita cuma bermodalkan tenaga untuk mendorong gerobak. Kalau ada hasil tinggal menerima bagi hasil berupa prosentase 30 persen atau lebih," katanya.
H. Dudi juga berpesan agar generasi muda berani untuk berwirausaha sehingga tidak mengandalkan lapangan kerja yang ada. "Modalnya harus berani membuka usaha apa pun asalkan halal. Kalau sudah membuka usaha tinggal sikap sabar, tawakal, dan pantang menyerah sebab bisnis belum tentu berhasil. Taoi kita harus yakin Allah pasti memberi rezeki, "katanya.Potensi Tubuh Merupakan Modal Utama Berbisnis.